Hujan yang datang membawa
perubahan dari ribuan tetes air yang terkumpul dan lalu mengalir membasahi
rumput-rumput kering. Rumput-rumput pencari kebebasan berkreasi dan
berekspresi yang tergilas oleh situasi zaman. Situasi zaman dari sebuah
kondisi hidup yang mengharuskan mereka untuk tetap bisa bertahan di arus
bawah. Di atas tanah garapan pada ketetapan takdir dan arti dari sebuah
garis perjuangan.
***
Kebingunganku di balik kaca
jendela yang membasah adalah kewajaran atau kewarasan hidup yang dilahirkan
dari banyaknya pertanyaan. “Apakah
kita harus tetap berjuang? Atau mundur pelan-pelan? Karena pembahasan mengenai
takdir masih menjadi perdebatan antara hati dan pikiran mereka yang selalu
dipaksakan berada di arus bawah, pada kondisi keraguan akan perjalanan
hidup yang sifatnya abu-abu”. Tapi bagiku kita harus tetap berada
pada garis perjuangan! Karena tidak mungkin Tuhan hanya diam, menyaksikan
sebuah pertempuran antara takdir yang diciptakan-Nya sendiri melawan
doa-doa yang bersekutu dengan perjuangan. Jadi kesimpulanku kita harus tetap
melawan__melawan pada nasib sial! Melawan pada keterbatasan hidup! Melawan pada
kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan hati kita! Dengan dua buah senjata yang
paling hebat, yaitu pikiran dan semangat kita!
“Semoga Tuhan turunkan hari-hari
penuh harapan pada kita yang tidak mau menyerah dalam menciptakan dan
membangun sebuah mimpi!__Amien!"
DUA: Aku
merindukan segelas kopi…
Segelas kopi
hangat yang mengantarkan aku pada malam-malam dingin setelah turunnya
hujan. Hujan yang telah mengantarkan kita pada sebuah
perubahan__perubahan hidup yang sebenarnya masih terlalu muda untuk bisa kita
nikmati dan terlalu panjang untuk bisa kita jalani. Karena identitas
zaman akan selalu terus berkembang mengikuti gelombang waktu yang kadang
lepas-landas dari nalar, perasaan, dan prediksi kita. Oleh sebab itu
tanpa kita sadari, kita akan selalu terus dipaksakan untuk selalu bisa
berkreasi dan berekspresi. Jika kita benar-benar tidak ingin mati!__Mati
pada kekalahan atas perkembangan dari sebuah permintaan zaman.
***
Kita boleh
saja beridealis, dalam berkreasi dan berekspresi, tapi kita jangan pernah lupa
untuk selalu mengukur diri dalam menyusun strategi. Supaya nanti, ketika
kita telah sanggup menikahi dan atau menyetubuhi sebuah permintaan zaman, kita
tidak lepas dalam kendali. Karena
jika kita lepas dalam kendali sama juga kita membeli peti mati! Artinya,
percuma saja dalam kelelahan hidup mimpi itu kita ciptakan, kalau pada akhirnya
mimpi itu kita hancurkan!
“Semoga keberhasilan di awal
perjuangan, akan selalu tetap menjadi pegangan!__Amien!”
***
Di dalam
keremangan syahdu malam, mari kita kembalikan percikan sinaran bintang dan
bulatan rembulan pada tempat dan porosnya, supaya kita selalu mengenang arti
awal dari sebuah perjuangan__perjuangan yang bermula dari sebuah pengharapan
untuk segera didatangkannya hujan__hujan yang kini telah membasahi ribuan
doa-doa harapan di atas tanah garapan__tanah garapan yang dulu sempat gersang
dan mengering.
“Semoga semua yang pernah kita lewati
akan selamanya menjadi sebuah kemenangan dari kesabaran yang indah dan tidak
pernah bisa kita lupakan!”
***
TIGA: Aku rindukan
lagu “SEMPURNAKAN AKU”
Sebuah lagu
yang lahir dari kepekaan suara hati untuk bisa diakui. Diakui sebagai
manusia yang diciptakan sama. Sama-sama punya rasa, punya karsa, dan juga
punya jiwa. Jiwa-jiwa yang ingin selalu dicintai, dihargai, dan
dihormati. Tanpa harus memandang status sosial yang berlaku dalam
kehidupan manusia sehari-hari.
***
Pada
kaidah-kaidah syairnya, kita dapat temukan kisah-kisah lama kisah-kisah dimana
kita terus saja mencari kepastian akan manisnya kata cinta yang tidak menutupi
adanya kekurangan, kelemahan, dan kekosongan jatidiri secara tulus, jujur, dan
apa-adanya dengan pola arus pemikiran yang sewajarnya terjadi, tanpa hiasan
basa-basi dan pergulatan rekayasa. Yang pada akhirnya menyadarkan kita
semua bahwa tidak akan pernah ada manusia yang digariskan sempurna.
Karena sejatinya hidup memang akan selalu berhadapan dengan dosa-dosa, tapi
bukan berarti kita menyerah dan lalu terima kalah! Dalam meresapi ketulusan
cinta-Nya. Dan lagu “SEMPURNAKAN AKU” adalah wujud nyata kita sebagai
manusia yang mencari kesempurnaan bukan pada diri sendiri, tapi pada status
manusia yang dilahirkan sama. Sama-sama
punya hak untuk merasakan cinta dan dicintai.
“Ku harap di kehidupan nanti kita bisa
berkumpul kembali…”
***
EMPAT: Aku
merindukan kenangan…
Sebuah
kenangan yang lahir dari kesadaran__kesadaran akan pentingnya perjalanan di
masa lalu. Bukan sekedar untuk selalu kita ingat dalam tulisan-tulisan
dan lagu-lagu yang kita ciptakan__tapi sebagai pegangan bahwa apa yang sudah
kita miliki saat ini (meskipun belum sepenuhnya) adalah hasil dari sebuah
perjalanan panjang yang semua orang belum tentu bisa melakukannya.
Artinya, apa yang sudah kita lakukan adalah sesuatu yang sangat mahal
harganya__”So? Don’t forget the
history!”.
“Sejarah adalah kompas hidup kita di
masa yang akan datang”
By: Ari Sucianto Siregar menulis setelah nonton Musik Rock!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar