Jumat, 06 November 2015

SYMPHONY LAMA - Ari Sucianto Siregar

SATU: Aku merindukan hujan…
Hujan yang datang membawa perubahan dari ribuan tetes air yang terkumpul dan lalu mengalir membasahi rumput-rumput kering.  Rumput-rumput pencari kebebasan berkreasi dan berekspresi yang tergilas oleh situasi zaman.  Situasi zaman dari sebuah kondisi hidup yang mengharuskan mereka untuk tetap bisa bertahan di arus bawah.  Di atas tanah garapan pada ketetapan takdir dan arti dari sebuah garis perjuangan.

***
Kebingunganku di balik kaca jendela yang membasah adalah kewajaran atau kewarasan hidup yang dilahirkan dari banyaknya pertanyaan.  “Apakah kita harus tetap berjuang? Atau mundur pelan-pelan? Karena pembahasan mengenai takdir masih menjadi perdebatan antara hati dan pikiran mereka yang selalu dipaksakan  berada di arus bawah, pada kondisi keraguan akan perjalanan hidup yang sifatnya abu-abu”.  Tapi bagiku kita harus tetap berada pada garis perjuangan! Karena tidak mungkin Tuhan hanya diam, menyaksikan sebuah pertempuran antara takdir yang diciptakan-Nya sendiri  melawan doa-doa yang bersekutu dengan perjuangan.  Jadi kesimpulanku kita harus tetap melawan__melawan pada nasib sial! Melawan pada keterbatasan hidup! Melawan pada kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan hati kita! Dengan dua buah senjata yang paling hebat, yaitu pikiran dan semangat kita!

“Semoga Tuhan  turunkan hari-hari penuh harapan  pada kita yang tidak mau menyerah dalam menciptakan dan membangun sebuah mimpi!__Amien!"


DUA: Aku merindukan segelas kopi…
Segelas kopi hangat yang mengantarkan aku pada malam-malam dingin setelah turunnya hujan.  Hujan yang telah mengantarkan kita pada sebuah perubahan__perubahan hidup yang sebenarnya masih terlalu muda untuk bisa kita nikmati dan terlalu panjang untuk bisa kita jalani.  Karena identitas zaman akan selalu terus berkembang mengikuti gelombang waktu yang kadang lepas-landas dari nalar, perasaan, dan prediksi kita.  Oleh sebab itu tanpa kita sadari, kita akan selalu terus dipaksakan untuk selalu bisa berkreasi dan berekspresi.  Jika kita benar-benar tidak ingin mati!__Mati pada kekalahan atas perkembangan dari sebuah permintaan zaman.

***
Kita boleh saja beridealis, dalam berkreasi dan berekspresi, tapi kita jangan pernah lupa untuk selalu mengukur diri dalam menyusun strategi.  Supaya nanti, ketika kita telah sanggup menikahi dan atau menyetubuhi sebuah permintaan zaman, kita tidak lepas dalam kendali.  Karena jika kita lepas dalam kendali sama juga kita membeli peti mati! Artinya, percuma saja dalam kelelahan hidup mimpi itu kita ciptakan, kalau pada akhirnya mimpi itu kita hancurkan! 

“Semoga keberhasilan di awal perjuangan, akan selalu tetap menjadi pegangan!__Amien!”

***
Di dalam keremangan syahdu malam, mari kita kembalikan percikan sinaran bintang dan bulatan rembulan pada tempat dan porosnya, supaya kita selalu mengenang arti awal dari sebuah perjuangan__perjuangan yang bermula dari sebuah pengharapan untuk segera didatangkannya hujan__hujan yang kini telah membasahi ribuan doa-doa harapan di atas tanah garapan__tanah garapan yang dulu sempat gersang dan mengering.

“Semoga semua yang pernah kita lewati akan selamanya menjadi sebuah kemenangan dari kesabaran yang indah dan tidak pernah bisa kita lupakan!”

***
TIGA: Aku rindukan lagu “SEMPURNAKAN AKU”
Sebuah lagu yang lahir dari kepekaan suara hati untuk bisa diakui.  Diakui sebagai manusia yang diciptakan sama.  Sama-sama punya rasa, punya karsa, dan juga punya jiwa.  Jiwa-jiwa yang ingin selalu dicintai, dihargai, dan dihormati.  Tanpa harus memandang status sosial yang berlaku dalam kehidupan manusia sehari-hari.

***
Pada kaidah-kaidah syairnya, kita dapat temukan kisah-kisah lama kisah-kisah dimana kita terus saja mencari kepastian akan manisnya kata cinta yang tidak menutupi adanya kekurangan, kelemahan, dan kekosongan jatidiri secara tulus, jujur, dan apa-adanya dengan pola arus pemikiran yang sewajarnya terjadi, tanpa hiasan basa-basi dan pergulatan rekayasa.  Yang pada akhirnya menyadarkan kita semua bahwa tidak akan pernah ada manusia yang digariskan sempurna.  Karena sejatinya hidup memang akan selalu berhadapan dengan dosa-dosa, tapi bukan berarti kita menyerah dan lalu terima kalah! Dalam meresapi ketulusan cinta-Nya.  Dan lagu “SEMPURNAKAN AKU” adalah wujud nyata kita sebagai manusia yang mencari kesempurnaan bukan pada diri sendiri, tapi pada status manusia yang dilahirkan sama. Sama-sama punya hak untuk merasakan cinta dan dicintai.

“Ku harap di kehidupan nanti kita bisa berkumpul kembali…”

***
EMPAT: Aku merindukan kenangan…
Sebuah kenangan yang lahir dari kesadaran__kesadaran akan pentingnya perjalanan di masa lalu.  Bukan sekedar untuk selalu kita ingat dalam tulisan-tulisan dan lagu-lagu yang kita ciptakan__tapi sebagai pegangan bahwa apa yang sudah kita miliki saat ini (meskipun belum sepenuhnya) adalah hasil dari sebuah perjalanan panjang yang semua orang belum tentu bisa melakukannya.  Artinya, apa yang sudah kita lakukan adalah sesuatu yang sangat mahal harganya__”So? Don’t forget the history!”.

“Sejarah adalah kompas hidup kita di masa yang akan datang” 

By: Ari Sucianto Siregar menulis setelah nonton Musik Rock!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar